Investasi Rp 25 Miliar untuk Mewujudkan Ekonomi Hijau Melalui Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
✍️ Sonson Garsoni
Founder KencanaOnline.com,
Ketua Umum Asosiasi Konsultan Non Konstruksi Indonesia (Askkindo),
Founder EnviGo SKD
Menuju Ekonomi Hijau dan Sirkular
Di era ekonomi hijau dan sirkular yang menjadi perhatian dunia, langkah nyata tengah dilakukan untuk mewujudkan keberlanjutan melalui inovasi dan investasi ramah lingkungan.
Salah satu contoh nyata adalah TPST Posko Hijau Lestari (PHL).
- TPST ke-2 di Gedebage sudah berjalan dengan mekanisme BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) bersama UPT DLH.
- TPST ke-1 di Langonsari telah mengucurkan modal awal Rp 4,7 miliar termasuk lahan. Saat ini diperkuat oleh Kopdes Merah Putih Langonsari Bandung dengan tambahan modal kerja Rp 500 juta dari simpanan sukarela koperasi.
Langkah ini adalah bukti komitmen masyarakat lokal dalam mendukung pengelolaan limbah yang efisien dan berkelanjutan.
Peluang Ekspor Nilam & Sacha Inchi
Seiring meningkatnya permintaan ekspor produk bernilai tinggi seperti Patchouli Oil dan Omega Oil dari Sacha Inchi, peluang industri hijau semakin terbuka.
Untuk menjawab kebutuhan ini, dibutuhkan investasi sekitar Rp 25 miliar guna membangun TPST ke-3 di Cikoneng, Bandung, dengan kapasitas 50 TPD (ton per day).
Proyeksi Keuangan TPST 50 TPD
- Pendapatan harian: Rp 130 juta
- Pendapatan tahunan: > Rp 46 miliar
- Laba bersih tahunan: ± Rp 34 miliar
Angka ini menunjukkan bahwa investasi Rp 25 miliar bukan hanya sekadar biaya, tetapi langkah strategis menuju model ekonomi sirkular yang menguntungkan sekaligus berkelanjutan.
Skema Terbuka Investasi TPST
Ada lima jalur kontribusi untuk pemenuhan investasi Rp 25 miliar:
1. Partisipasi Anggota Koperasi
- Melalui simpanan sukarela
- Anggota mendapat porsi keuntungan usaha + SHU
2. Koperasi Desa/Kota Merah Putih
- Mendukung pendanaan operasional dan pengembangan
- Bagi hasil proporsional sesuai perjanjian
3. Kemitraan Inti–Plasma Petani
- TPST sebagai inti: menyediakan bibit, pupuk, energi biomassa
- Petani plasma: fokus pada budidaya nilam & sacha inchi
- Panen dibeli dengan harga terjamin + bonus ekspor
4. Konsorsium Swasta
- Bergabung dalam konsorsium koperasi sekunder (EnviGo SKD)
- Menyediakan modal, teknologi, dan akses pasar
5. Lembaga Keuangan Non-Bank & Investor Sosial
- Skema penyertaan modal berbasis kemitraan usaha
- Tanpa bunga
- Profit sharing transparan
Model Pembagian Keuntungan
- Anggota koperasi → SHU & porsi keuntungan usaha
- Koperasi desa/kota → bagi hasil dari usaha
- Petani plasma → harga stabil + bonus ekspor
- Swasta konsorsium → sesuai modal & kontribusi
- Investor lembaga → profit sharing transparan
Keunggulan Skema Investasi TPST PHL
- Berbasis komunitas → memperkuat kepemilikan lokal
- Ekonomi hijau → sampah diolah jadi energi, pupuk, dan bahan bernilai tambah
- Potensi ekspor tinggi → patchouli oil & omega oil global
- Keadilan hasil → semua pihak diuntungkan (investor, koperasi, petani, masyarakat)
- Berkelanjutan → mendukung pembangunan daerah & kesejahteraan masyarakat
Kesimpulan
TPST Posko Hijau Lestari membuktikan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga pintu masuk ekonomi hijau, investasi berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan tambahan investasi Rp 25 miliar, peluang ekspor Patchouli Oil dan Omega Oil dapat diperluas, sekaligus memperkuat model inti–plasma antara petani dan koperasi.
📌 Saatnya masyarakat, koperasi, swasta, dan lembaga mitra bersatu membangun ekosistem ekonomi sirkular Indonesia yang berdaya saing global.
🎥 Video terkait: Klik di sini
✍️ Sonson Garsoni (SG)