Trash-filled streets with vibrant urban buildings in Bangladesh.

TPST 2–3 Ton/Hari: Kompos Nano, Kunci Keuntungan Skala Desa

Setelah dikenal sebagai game changer dalam dunia pengelolaan sampah organik, teknologi Kompos Organik Nano yang dikembangkan oleh Koperasi EnviGo Skd kembali menunjukkan potensinya — kali ini sebagai penentu keuntungan bagi TPST skala kecil 2–3 ton per hari di desa.

Dalam konteks pembangunan HUB BISNIS #PANGANDANENERGI, teknologi ini membuka peluang emas bagi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) untuk mengubah limbah menjadi nilai ekonomi nyata. Tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga menguntungkan secara finansial, bahkan pada skala terkecil sekalipun.

Mengapa Kompos Nano Penting untuk TPST 2–3 TPD?

Berbeda dengan pupuk sintetis, pupuk organik nano yang dihasilkan dari TPST 2–3 ton/hari memiliki keunggulan luar biasa:

  1. Investasi Terjangkau
    Modal awal sekitar Rp 500–700 juta, sebanding dengan dukungan dana Rp 1 miliar/tahun yang tersedia bagi Koperasi Desa Merah Putih hingga lima tahun ke depan.
  2. Efisiensi Tinggi
    Kompos nano mampu mengurangi hingga 30% pemakaian pupuk kimia. Sebagai contoh, 250 kg pupuk sintetis/hektar pada tanaman padi dapat digantikan dengan hanya 25 liter pupuk nano—sekitar 10% dari berat pupuk konvensional.
  3. Skalabilitas Lokal
    Hanya dari TPST kecil, satu koperasi dapat menghasilkan 1.000 liter kompos nano per hari, cukup untuk 40 hektar lahan. Dalam satu musim tanam, produksinya bisa mencakup hingga 7.200 hektar sawah dan kebun.
  4. Produk Ganda: Pakan dan Pupuk
    Selain pupuk, TPST ini juga memproduksi 1 ton pakan ternak per hari, mencukupi kebutuhan 10.000 ekor unggas dan ikan setiap hari.
  5. Minim Ketergantungan Eksternal
    Hampir seluruh bahan baku tersedia di desa. EnviGo Skd hanya menyuplai sekitar 2,5% dari total bahan, berupa mikroba, nutrisi pupuk, dan additive pakan—sekaligus memastikan quality control dan pelatihan SDM lokal.

Rekomendasi Model Bisnis untuk Koperasi Desa

Untuk mempercepat adopsi teknologi dan memperkuat posisi ekonomi desa, Koperasi EnviGo Skd merekomendasikan:

  • Harga jual pupuk dan pakan sedikit di atas HPP (Harga Pokok Produksi), agar SHU koperasi tetap rendah (menghindari beban pajak badan).
  • Menggunakan model kemitraan bagi hasil (inti-plasma) antara koperasi dan petani-peternak, bukan sekadar sistem jual-beli biasa.

Kesimpulan: Desa Bisa Mandiri, Bisnis Bisa Untung

Teknologi Kompos Nano bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga strategi bisnis masa depan untuk desa-desa di Indonesia. Dengan skala kecil saja, potensi keuntungannya besar—bagi koperasi, masyarakat, dan ketahanan pangan nasional.

📌 Baca juga artikel sebelumnya:
👉 Kompos Organik Nano: Game Changer Pengolahan Sampah

🌐 Informasi lengkap & katalog produk:
👉 https://envigo-skd.com/katalog

Keranjang Belanja
Scroll to Top